Sunday, November 23, 2014

B A H A G I A

Meskipun rasa pengap dan panas terbayangkan akan menyelubungiku, namun aku harus menetapkan langkahku menuju ke sana, ke ruangan itu.
Di depan pintunya yang kokoh angkuh bercat kuning sewarna gading, aku hembuskan nafas panjang.
Dengan mantap, kucengkeram gagang pintu yang tertutup itu, perlahan aku buka dengan lembut, meminimalisir suara berderit yang akan ditimbulkannya.
Selang berapa saat, masuklah aku ke dalamnya, temaram lampu neon 10watt enggan menerangi ruangan sempit itu.
Ruangan itu sungguhlah sempit, lebarnya hanya sekitar 10 jengkal tangan orang dewasa, sedang panjangnya lebih kurang 15.
Dindingnya yang dilapisi keramik 20X20cm sebatas bahu orang dewasa, bercorak abstrak dengan warna senada cat pintu membiaskan cahaya neon menjadikannya lebih terang.
Tidak ada ventilasi yang melancarkan udara untuk bersirkulasi, hanya lubang angin kecil seukuran piring makan emak, dengan kipas yang lelah untuk berputar, diam tak bernafas.
Kuteliti sudut-sudutnya, tak lama aku pun sadar, semua yang aku butuhkan tersedia di sini.
Tissu yang masih tebal, tong sampah yang belum penuh, senyum merekah dari bibirku.
Segera saja aku duduk di satu-satunya kursi yang ada di ruangan itu. Kursi berwarna putih yang patah, istilah kerennya broken white (hahaha)..
Kursi dengan keran air di samping kanannya, dengan lubang di bagian dudukannya. Wajahku menemburatkan kebahagian yang tertahan, ya, aku mau buang hajat.
Tersenyum aku hanya dengan mengingatnya, rasa itu, sungguh melegakan, bersyukur untuk tidak mengalami constipasi, tidak hari itu. Bahagia sekali rasanya.

Pojokan kantor, 13 Nov 2012, 18.15

No comments:

Post a Comment